Dan
Tuhanmu berfirman: “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan
bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari
menyembah-Ku (berdoa kepada-Ku) akan masuk neraka jahannam dalam keadaan
hina dina.” [QS. Al Mu’min: 60]
Setelah segenap daya dan upaya kita kerahkan
untuk mencapai tujuan—baik urusan dunia maupun akhirat–akhirnya kepada
Tuhanlah segalanya kita kembalikan. Dialah Allah SWT, yang paling
berkuasa untuk mewujudkan segala keinginan kita. Tanpa izin-Nya, tak
akan ada sesuatu yang terjadi. Demikian juga dengan keinginan dan
harapan kita, semua terjadi di bawah kehendak-Nya.
Sejenak kita menginsafi diri kita yang
sesungguhnya sangat lemah. Kita ini tidak punya apa-apa tanpa kekuatan
dan pertolongan dari-Nya. Kita sadar akan kelemahan kita. Kita pun
sering meminta apa yang tidak atau belum kita miliki kepada orang lain.
Kita sering minta bantuan. Ketika bantuan dan pertolongan dari sesama
makhluk tak kunjung datang maka berdoalah. Mintalah kepada Tuhan Semesta
Alam dengan berdoa, karena hanya dengan doa kita bisa mengkomunikasikan
keinginan kita kepada Sang Pemilik segala yang ada di alam semesta ini.
Dalam Al Qur’an Surat Al Baqoroh ayat 186 Alloh SWT berfirman yang artinya, “Dan
apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah),
bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang
berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi
(segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka
selalu berada dalam kebenaran.”
Allah SWT telah memerintahkan semua
hamba-Nya untuk berdoa kepada-Nya. Tanpa berdoa kita akan dicap sebagai
makhluk-Nya yang sombong. Berdoa itu bukan kebiasaan orang yang lemah,
tapi orang yang tahu keberadaan dirinya yang sesungguhnya. Orang yang
mempunya iman kepada Tuhan akan menggunakan sarana ini dengan
sebaik-baiknya. Orang ini tahu bahwa ia hanyalah makhluk-Nya yang lemah.
Keberadaannya tidak ada sebesar noktah pun dari eksistensi jagad raya
sehingga ia sama sekali tidak berani untuk bersikap sombong kepada siapa
pun, apalagi kepada Sang Pencipta.
Doa akan menjadi senjata terampuh kita dalam
menerjang badai dan gelombang kehidupan. Doa bisa mendatangkan hajat.
Doa juga akan menjadi sumber kekuatan yang dahsyat di kala kita
menghadapi saat-saat sulit; saat di mana kita tidak yakin terhadap
kemampuan dan ketahanan diri kita dalam menghadapi cobaan. Saat di mana
diri kita membutuhkan sebuah keajaiban.
Doa bisa menjadi sumber api dalam diri yang
selalu menghangatkan semangat kita dalam melanjutkan langkah-langkah
tertatih kita melewati jalan-jalan yang tersulit di mana kita butuh
keyakinan bahwa kita akan ditolong sebuah kekuatan yang maha dahsyat.
Saat kita dalam kegelapan, kita pasti butuh cahaya. Demikian juga saat
kita dalam kepayahan dan kelelahan yang sangat; kita pun butuh sebuah
suara yang menguatkan. Itulah suara iman yang yakin akan keberadaan
Allah–yang hanya kepada-Nya kita curahkan segala harapan dan permohonan
melalui munajat dan doa-doa yang khusyu’.
Berdoalah karena hanya itu yang bisa kita lakukan
setelah usaha maksimal sudah kita tunaikan. Berdoalah karena itulah
sumber kekuatan terdahsyat kita setelah segala jerih payah secara fisik
kita keluarkan. Berdoalah karena Allahlah penggenggam segala urusan.
Banyak orang mengira semua yang telah ia raih
dalam kehidupannya murni hasil karyanya sendiri tanpa campur tangan
Allah. Itu salah besar! Mungkin selama ini ia jarang berdoa namun tetap
mendapat segala keinginannya. Hal itu membuat ia merasa ia sendirilah
yang mendapatkannya tanpa bantuan kekuatan apa pun di luar dirinya. Hal
itu membuat ia semakin sombong dan jauh dari Tuhannya. Ia menjadi
semakin lupa bahwa segala sesuatu di alam semesta ini ada yang mengatur.
Dialah yang mengatur dengan sangat teliti dan adil.
Jangan sampai kita lalai dan ingkar dari
pemahaman bahwa semua yang kita miliki adalah semata-mata karunia Allah
Yang Maha Pengasih dan Penyayang. Diminta atau tidak, Allah selalu
memberi tanpa melihat manusia itu taat atau durhaka. Malang sekali nasib
kita jika walaupun kita senantiasa diberi berbagai nikmat dan
karunia-Nya, namun ternyata Allah menganggap kita manusia yang sombong
karena kita tidak pernah berdoa dan bersyukur atas segala pemberian-Nya.
Mungkin kita memiliki segala isi dunia, namun jika Allah tidak menyukai
kita, pasti itu bukanlah kehidupan yang kita inginkan—bahkan sangat
kita takutkan. Hati kita terasa kering kerontang dan pada suatu titik
akan merasa hidup ini tanpa arti. Hidup jauh dari Allah adalah hidup
yang paling mengerikan. Orang-orang yang menjalani kehidupan seperti itu
akan menderita karena melalaikan Sang Pencipta dalam hidupnya.
Dalam doa kita juga bisa meminta petunjuk
pemecahan masalah-masalah yang sedang dihadapi sehingga beban kita
terasa lebih ringan. Demikian juga jika kita
Dalam doa akan kita
temukan kedamaian. Dalam doa akan kita temukan keyakinan, karena kita
tahu dengan siapa kita mengkomunikasikan hajat atau keinginan kita.
Dalam doa ada harapan dari sumber segala sumber harapan. Dalam doa ada
sebuah pengakuan dan penyerahan diri bahwa kita, manusia, hanya bisa
berusaha dan terus berusaha. Adapun hasil akhirnya ternyata Tuhanlah
yang akan memutuskannya dengan sebaik-baiknya. Kita hanya diperintahkan
untuk berusaha, berdoa dan memasrahkan hasil akhir kepada Allah SWT.
Itulah yang disebut tawakkal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar